02 April 2008

Emosi ???? NO way.....

"Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota."
(Amsal 16 : 32)

Tidak jarang hal-hal yang sepele dalam kehidupan ini, menjadi sebab timbulnya sebuah masalah besar, hanya karena manusia tidak pandai mengendalikan emosi. Emosi kerap bak bara kecil yang dapat menyulut kebakaran hutan besar, seperti yang hampir setiap tahun terjadi di hutan-hutan kita. Diberitakan di koran baru-baru ini, ada seorang penjual nasi goreng yang ditembak oleh seorang pelanggannya, karena tidak sabar menunggu pesanannya disajikan. Rasanya sulit dicerna oleh nalar sehat, namun itulah yang terjadi. Ada lagi peristiwa di Aceh, tiga prajurit TNI diadili karena telah menganiaya warga desa Lawang - Bireun dan mereka mengakui perbuatannya yang emosional karena merasa pertanyaan yang diajukan mereka tidak mendapat respon sebagaimana yang diharapkan. Masih banyak lagi contoh-contoh lainnya bahkan tidak mustahil mungkin merupakan pengalaman hidup pribadi kita.
Supaya hidup ini tidak didikte oleh emosi, kita perlu senantiasa melatih diri menggunakan akal budi kita sehingga kita bisa memiliki kesabaran yang memadai dan memiliki sifat pemaaf, seperti kata firmanNya: "Akal budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran" (Ams. 19:11); dan tentunya yang lebih penting lagi kita harus senantiasa memohon bimbingan, pengendalian serta arahan Roh Kudus, supaya memperoleh hikmat dari Tuhan untuk menjalani hidup ini seturut dengan kehendak-Nya. Semoga hidup kita tidak lagi dikendalikan oleh nafsu dunia; iri hati, pementingan dirisendiri, memegahkan diri serta ketidakjujuran, melainkan oleh hikmat yang dari Tuhan; murni, suka berdamai, peramah dan penurut, yang membuat kita penuh belas kasihan dan menghasilkan perbuatan-perbuatan baik, tidak memihak dan munafik (Yak. 3:14-17).
Hamba-Nya, Martin Luther King Jr, seorang pejuang hak-hak sipil kaum Amerika-Afrika, mengatakan: "Science investigates; religion interprets. Science gives man knowledge, which is power; religion gives man wisdom which is control" (Ilmu pengetahuan meniliti; agama menafsirkan. Ilmu pengetahuan memberi manusia pengetahuan, yang merupakan kekuasaan; agama memberi manusia hikmat, yang merupakan pengendalian diri).
Semoga iman memberi hikmat kepada kita sehingga kita mampu mengendalikan diri kita dengan baik seturut dengan kehendak dan titahNya, dan emosi tidak lagi mendikte hidup kita. (Nik D. Adam)

sumber : sahabatsurgawi.com

Tidak ada komentar: